Purwokerto - Akhir pekan Sabtu (8//11) pelataran Defron Futsal, tepatnya di depan loket pembelian tiket masuk Boosterload, nampak beberapa anak muda mengenakan pakaian jersey basket. Mereka tengah antri untuk menukarkan kuitansi tanda pembelian pre-sale dengan tiket resmi sebagai tanda masuk. Tidak ada tanda – tanda antrian panjang dan mengular. Hanya beberapa anak muda, mungkin tak sampai dua puluh orang. Pemandangan ini sempat dikomentari oleh Ikra; salah satu panitia penyelenggara, dengan berujar, “Semoga bisa memecah telur rekor buruk gigs (berbayar) yang diadakan di Defron, yang selalu sepi penonton”. Ya, beberapa gigs berbayar (dengan membeli tiket tanda masuk; red) yang diadakan di Defron memang selalu sepi penonton belakangan ini. Entah karena faktor apa (beberapa kalangan menyebut unsur ‘magis’), gigs di Defron pasti bisa dipastikan dengan sepinya pembeli tiket.
Grup lokal pengusung berbagai
genre hadir dan turut meramaikan gelaran Boosterload II (sebelum masuk
penyelenggaraan di Purwokerto, Boosterload I telah lebih dulu hadir di
Surakarta). Pun tak ketinggalan, beberapa grup dari berbagai kota lain, seperti
Surakarta, Semarang, Bandung dan Jakarta turut meramaikan. Sebutlah
diantaranya, Downbeat Stomper, unit pengusung
ska yang digawangi oleh pelajar – pelajar berbakat ini. Juga ada Bunkerboob, Bumblebee, Last Scientist,
Metro Riot, Sajam. Nama – nama tersebut didapuk mewakili kelompok ‘new comers’
yang disebut – sebut akan meneruskan tongkat estafet para pendahulu nya.
Kemudian nama – nama besar dari scene Purwokerto turut ambil bagian, seperti LodSé, One Step Beyond, Full TimeSkins, Simmer Down, serta Agnostica. Festival ini makin meriah
saja, dengan jaminan kehadiran ‘tamu’ dari luar kota. Dreads Conspiracy, Oi GSquad, Tendangan Badut, Spirit of Life, Total Anarchy, Soulare, Outright, Monkey Boots serta Siksakubur adalah deretan ‘tamu’ luar kota yang ikut memanaskan Boosterload seri
kedua ini.
Sempat mengalami kemunduran
beberapa jam, susunan acara menjadi tidak teratur pada sesi sore hari,
dikarenakan ada salah satu band luar kota yang datang terlambat ke lokasi acara.
Ini berakibat kepada duet pembawa acara, yaitu Deni Kecut & Dewi
yang harus berlama – lama membacakan pidato mereka di hadapan para penonton
Boosterload. Klise, namun masih kerap terjadi pada gigs yang ditangani oleh para
penggiat scene. Malam hari nya, Defron
Outdoor Futsal yang beralas rumput bukan sintetis mendadak penuh sesak oleh
manusia dengan berbagai macam atribut yang dikenakan. Atribut yang mereka
kenakan, tentunya tergantung pada siapa yang menjadi idola mereka. Menurut
pengamatan penulis, ada sekitar seribuan orang hadir pada malam Minggu itu. Walau
sempat beberapa kali dihiasi oleh gerimis hebat, namun para penggemar musik
yang datang tetap saja merangsek ke bibir panggung yang hanya di batasai oleh
pagar pengaman barikade media pit. Berulang kali, moshing, crowd surfing
dan juga circle pit diperagakan oleh para
fans. Dan semua berlangsung aman, tentram, bahagia. Tak ada keributan yang
terjadi, meski mereka (fans) saling senggol satu sama lain. Sempat ada satu
kejadian yang melibatkan ‘oknum penonton’ tapi beruntung tak berujung pada
perkelahian, karena security festival
yang sigap dan tanggap segera mengamankan oknum penonton tersebut.
Dan, Sabtu malam yang
dihiasi gerimis itu, Boosterload II akhirnya mampu mematahkan rekor buruk yang
selama ini dipegang oleh Defron. Bahwa festival tersebut berhasil mengundang
penonton untuk datang, membeli tiket dan berpesta hingga Minggu dini
hari. Selamat!
Teks: Aziz No End
No comments:
Post a Comment