Pages

3/23/12

35 TAHUN TEATER KOMA, DAN PEMENTASAN “SIE JIN KWIE”


Jakarta - Teater Koma telah melejit dan bersinar di dunia seni pertunjukan di Indonesia, dan ini mendapat apresiasi yang sangat besar dari masyarakat. Tidak banyak kelompok teater di Indonesia yang mampu bertahan dan produktif dalam berkarya seperti yang dilakukan oleh Teater Koma.  Tahun ini adalah ulang tahun yang ke 35 sejak didirikan 1 Maret 1977.  Perjuangan yang dilakukan oleh Teater Koma menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berproses dan melakukan eksplorasi gagasan sejauh mungkin untuk menghasilkan karya – karya kreatif. Bersama Djarum Foundation melalui Program Djarum Apresiasi  Budaya turut mendukung pementasan seri ketiga Sie Jin Kwie : Sie Jin Kwie Di Negri Sihir yang merupakan produksi ke-126 Teater Koma, yang digelar di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Diambil dari cerita klasik Siejinkwie atau Xue Ren Gui atau Hsieh Yen Kuei yang ditulis oleh Tiokengjian , hidup di Zaman Goan (Dinasti Yuan), abad ke 14. Kisah itu kemudian di edit dan ditulis kembali oleh Lokoanchung , penulis epos mashyur Sam Kok (Kisah Tiga Menara), yang hidup pada Zaman Dinasti  Ming. Nano Riantiarno (Pendiri Teater Koma dan Sutradara “Sie Jin Kwie di Negri Sihir”) mencoba menyadur dan menggarapnya dalam Trilogi Siejinkwie. Trilogi pertama, Siejinkwie (Ceng Tang), digelar Februari 2010. Kedua, Siejinkwie Kena Fitnah, digelar pada Maret 2011. Trilogi ketiga yaitu Siejinkwie di Negri Sihir, digelar sepanjang Maret 2012 ini, sekaligus untuk mengenang hari jadi Teater Koma.



Pementasan Siejinkwie berkisah tentang Sietengsan, putra Siejinkwie dan Hwanlihoa, perempuan perkasa yang jendral Tartar. Tengsan dan Lihoa, diramal bakal jadi pasangan abadi. Tapi bagi keduanya, jalan menuju pelaminan ternyata penuh lika-liku masalah dan malah mencipta tragedi.

Siejinkwie Di Negri Sihir didukung aktor-aktor handal : Budi Ros, Adri Prasetyo, Prijo S. Winardi, Ratna Riantiarno, Dudung Hadi, Dorias Priabudi, Ratna Ully, Rita Matu Mona, Daisy Kojansow, Sari Madjid, Budi Suryadi, Asmin Timbil, Alex Fatahillah, Sriyatun Arifin, dan banyak lagi. Hwanlihoa diperankan oleh Tuti Hartati, dan Sietengsan oleh Ade Firman Hakim. Rangga Riantiarno tetap pada peran Siejinkwie, peran yang dimainkan sejak trilogi pertama.

Pementasan yang  dimulai pada pukul 19.30 dan berjalan selama hampir  4,5 jam ini mampu menyihir penonton di Graha Bakti Budaya pada saat itu. Dengan pembawaan alur cerita dan kemasan yang “apik” membuat penonton dapat menikmati hingga akhir pementasan dengan rileks dan tidak membosankan. Dihadirkan juga adegan yang dikemas berupa Wayang Tavip (Sumber karakternya dari Wayang Kulit Cina-Jawa karya Gan Thwan Sing) yang didalangi oleh Seniman Bandung, M. Tavip S.Sn M.Hum, membuat sesuatu yang “fresh” di mata penonton pementasan “Sie Jin Kwie di Negri Sihir”.


Teks & Foto oleh: Diar Wisnu P.

3 comments:

  1. kalo 4,5 jam ga bosen berarti menarik bgt ya ceritanya,, :D

    ReplyDelete
  2. betul.. :)
    makasih mba lucy comment nya..

    ReplyDelete
  3. owhh iyaa, sama2,, ak ijin press ya mz,,hee

    ReplyDelete