Pages

11/27/12

Ngayogjazz 2012: Dengan Ngejazz, Kita Tingkatkan Swasembada Jazz




Yogyakarta - Selama ini, musik jazz identik sebagai musik ‘mahal’ yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu. Namun kali ini, Minggu (18/11), bertempat di desa wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman; Ngayogjazz 2012 memberikan suguhan berbeda untuk sebuah festival musik jazz. Jazz menjadi tontonan rakyat yang bisa dinikmati semua kalangan. Terhitung ada 6 panggung yang tersebar di desa wisata Brayut, dimana panggung seolah-olah menyatu dengan suasana pedesaan dan pemukiman warga.

Brayut yang notabene-nya merupakan sebuah desa, disulap menjadi sebuah venue dengan suasana jazz yang dipadukan dengan suasana etnik lokal pedesaan. Tidak hanya panggung-panggung musik jazz, galeri foto yang menampilkan Ngayogjazz di tahun-tahun sebelumnya dan juga beberapa hiasan-hiasan bertemakan jazz dan etnik lokal terpampang di beberapa sudut di desa brayut. Selain itu ada pula ‘pasar jazz’ yang merupakan tempat penjaja makanan tersebar di pelosok venue bagi para pengunjung yang ingin mengisi perut atau sekedar ngopi.

Dibuka dengan penampilan dari Everyday, band asal tuan rumah Yogyakarta di salah satu panggung yang terletak di tengah-tengah venue desa brayut. Pengunjung yang telah lama menunggu langsung memadati panggung tersebut. Masih disekitar panggung yang sama, disela-sela penampilan band pembuka, aksi teatrikal yang merupakan seremonial pembuka menjadi pusat perhatian berikutnya. Lalu dilanjutkan dengan penampilan dari musisi-musisi di panggung lainnya.

Dari rundown yang dibagikan panitia, kurang lebih ada 38 performer yang memeriahkan Ngayogjazz kali ini, termasuk diantaranya Indro Harjodikoro The Fingers, Barry Likumahuwa Project feat. Benny Likumahuwa, ESQI:EF (Syaharani and Queenfireworks), Toninho Horta (Brasil), Jen Shyu (USA) dan komunitas jazz dari beberapa kota di Indonesia seperti dari Purwokerto, Yogyakarta, Bandung, Pekalongan, Salatiga, Solo, Semarang, Lampung, Pekanbaru, Balikpapan serta masih banyak lagi musisi lainnya dari dalam dan luar negeri.

Dari keseluruhan pengisi acara, ada beberapa diantaranya yang menggabungkan instrument musik modern dengan tradisional seperti kendang, kecapi, rebab dan lainnya sehingga menambah kental suasana tradisional dalam suguhan musik Ngayogjazz kali ini. Selain itu disela-sela acara, sempat diadakan Launching Album Kompilasi Komunitas Jazz Jogja yang sebelumnya sempat dibagikan secara gratis pada saat pembukaan acara.

Acara dimulai sedikit mulur sekitar satu jam dari yang telah dijadwalkan karena hujan sempat mengguyur cukup deras daerah Brayut ketika menjelang pembukaan acara dan ketika sore hingga senja, sehingga acara sempat ditunda lagi di sore hari karena kondisi panggung yang tidak memungkinkan untuk tetap melangsungkan acara. Beberapa jam kemudian ketika hujan sudah tidak begitu deras, acara kembali dilanjutkan walaupun masih sedikit gerimis. Panitia sendiri telah mewanti-wanti para pengunjung agar membekali diri dengan payung atau jas hujan beberapa hari sebelumnya melalui twitter dan media lainnya. Namun tak disangka, hujan sama sekali tidak menyurutkan antusiasme pengunjung. Di sela-sela guyuran gerimis dan beceknya venue, pengunjung tetap bertahan di venue, bahkan ketika malam, pengunjung tampak semakin memadati venue hingga akhir acara.

Ngayogjazz sendiri telah berani menyuguhkan konsep festival musik yang membaurkan suasana pertunjukan musik dengan suasana pedesaan sehingga tidak identik dengan festival musik pada umumnya yang biasanya diselenggarakan di lapangan terbuka atau pada ruangan tertutup. Selain itu berhasil mendobrak anggapan orang-orang bahwa musik jazz hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu. Perpaduan antara suasana tradisional dan jazz yang berpadu di dalam musik dan venue itu sendiri menciptakan atmosfer festival musik jazz yang sangat ‘ngindonesia’.




















































3 comments:

  1. hwaaaaaaaaaaaaa nyeseeelllll ga bs dtg ke brayut T_T #termehek-mehek

    ReplyDelete
  2. Kereeeeennnn,, pake bangeetttt,, sayang ga liat sendiri,, heu

    ReplyDelete
  3. kereeeeeeen acara na & kereeeeeeen poto2 na :)

    ReplyDelete